Asian Idol: Kontes Keberuntungan?

Tanpa meremehkan kualitas vokal dan penampilan Hady Mirza, banyak orang terenyak ketika Singapore Idol 2006 itu dinobatkan menjadi idola Asia. Namun, di luar itu, Hady dinilai mempunyai aura diri dan kerendahan hati yang membuat orang gampang menyukainya.

Hady orangnya mempunyai daya tarik tersendiri, charming, dan humble. Sejak awal Hady menjadi underdog dan biasanya yang underdog itulah yang dipilih orang, seperti banyak terjadi di berbagai kontes serupa," ujar Project Director Asian Idol Daniel Hartono.

Hady dalam konferensi pers juga selalu mengungkapkan, dialah yang paling tidak diunggulkan. Ia menghadapi kontes menyanyi dan popularitas ini dengan santai dan tanpa beban.

Di atas panggung, penampilan Jaclyn Victor dari Malaysia dan Mau Marcelo dari Filipina mengundang decak kagum. Jac mempunyai suara melengking dengan power tinggi. Mikrofon yang ditarik sepuluh sentimeter menjauhinya saja masih mampu mendengungkan lengkingan suaranya.

Sama seperti Jac, Mau yang bersuara khas Afro-Amerika itu selalu mendapat komentar bagus dari para juri. Ayah Mau memang warga negara Amerika Serikat keturunan Afrika dan Spanyol, sementara ibunya asli Filipina. Di Filipina, ia telah memenangi lebih dari 200 kompetisi menyanyi sebelum menjadi Filipina Idol 2006.

Sementara Mike, meski penampilan dan gaya panggungnya tidak seluwes Abhijeet dari India, mempunyai suara merdu dan jazzy yang juga mengundang komentar menyenangkan dari para juri.

Namun, begitulah sebuah kontes popularitas yang pemenangnya ditentukan oleh SMS. Tidak ada kaidah bagus dan jelek dalam jagat hiburan pop. Yang penting, disukai orang banyak.

Satu SMS dua suara

Daniel mengatakan, sistem voting Asian Idol dirancang oleh I-pop, perusahaan agregator independen dari Singapura yang ditunjuk Fremantle Media. Sistem pemilihan dua suara (dua voting) dalam satu kali SMS dibuat untuk menyiasati agar negara dengan sedikit penduduk, seperti Singapura, tidak otomatis mendapat SMS paling rendah.

Seseorang bisa memilih "indo viet" atau "india sing" dalam satu kali SMS. SMS yang hanya berisi satu pilihan dianggap gugur. Dan, setelah dihitung, jumlah voting sah ternyata untuk Mike mencapai lebih dari satu juta. Dari jumlah itu, wakil Indonesia itu sebenarnya mendapat jumlah voting paling banyak.

Namun, kata Daniel, penghitungan kemenangan idola Asia ini bukan dari jumlah voting melainkan persentase pemilihan. Penghitungannya, 50 persen untuk pilihan pertama dan 50 persen untuk pilihan kedua. Misalnya, semua pemilih Indonesia menuliskan Mike pada urutan pertama, ia hanya memperoleh 50 persen suara. Angka itu ditambah dengan jumlah persentase dari lima negara lain yang memilih Mike.

"Setelah ditotal, Hady mendapatkan 115 persen suara, sedangkan Mike mendapat 111 persen, selisih 4 persen. Malahan, Jaclyn berada di urutan terbawah. Ya, apa boleh buat karena sistem ini sudah disepakati," kata Daniel.

Dari penghitungan tersebut kemudian muncul asumsi dan analisis. Para pemilih dari Indonesia, Malaysia, Filipina, Vietnam, maupun India lebih banyak menempatkan Hady di urutan kedua dengan anggapan Singapura akan mendapatkan suara paling sedikit karena jumlah penduduk paling kecil.

"Agaknya tidak mungkin pemilih Indonesia, misalnya, memilih Mike dan Jaclyn atau Mike dan Mau karena sama-sama bagus. Begitu pula dengan pemilih India, tak akan mungkin memilih Abhijeet dengan Mike karena sama-sama warga negara dengan jumlah penduduk besar," papar Daniel.

Kombinasi

Kepala Badan Pusat Statistik Rusman Heriawan mencermati, penilaian model pilihan ganda seperti itu tidak menjamin yang terbaik. Untuk penentuan pemenang yang bisa memuaskan banyak kalangan yang paling bagus adalah model kombinasi, yakni penilaian juri dan jumlah SMS.

"Dari pandangan statistik, model multiple choice seperti itu menariknya lebih pada unsur entertainment. Statistical representative justru tidak ada," ujar Rusman.

Meskipun demikian, sistem seperti itu banyak digunakan, misalnya untuk menentukan yang paling favorit. "Ada pemilihan peserta paling favorit di kelas, yang dipakai ya multiple entry, bahkan sampai memilih lima," tutur Rusman.

Kekurangan sistem ini, peserta yang menang atau dianggap yang paling baik bisa jadi bukan yang seharusnya. Sistem ini memilih siapa yang paling beruntung.

Oleh karena itu, menurut Rusman, dewan juri harus ikut bertanggung jawab. "Sistem kombinasi lebih mewakili secara statistik. Opini pertama adalah penilaian juri dan opini kedua adalah SMS."

Daniel mengatakan, sistem voting ini memang akan dikaji ulang. Fremantle Media sebagai partner RCTI akan menunjuk auditor guna mengaudit penghitungan I-pop. "Yang penting acaranya sukses dululah," katanya. Ya, ya....

source: http://kompas.com/kompas-cetak/0712/23/hiburan/4097269.htm

0 comments:

Template Designed by Douglas Bowman - Updated to Beta by: Blogger Team
Modified for 3-Column Layout by Hoctro